Sudah lama sekali rasanya aku gak nulis seputar pengajian. In syaa allah selama bulan Ramadhan, ingin kembali menuliskan beberapa kajian yang saya ikuti.
Sebagai pembuka dari hadirnya bulan Ramadhan kali ini, aku mau menuliskan sedikit kebiasaan yang biasanya dilakukan umat muslim sebelum Ramadhan tanpa adanya dalil (shohih). Apa akibatnya?
Beberapa orang akan menganggap itu bagian dari ibadah. Padahal hanya merupakan kebiasaan yang terbentuk di masyarakat.
Diantaranya :
1. Bermaaf-maafan sebelum Ramadhan.
Sebenarnya kebiasaan ini tidak ada salahnya, karena manusia mana yang tidak luput dari salah dan dosa. Iya kaan..?!
Tapi biasanya kita senengnya minta maaf pas mepet-mepet bulan Ramadhan niih...alesannya biar dapet momentnya. Benarkah?
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi”
(HR. Bukhari no.2449)
Nah,
sebenarnya justru meminta maaf yang tepat adalah ketika sadar kita telah berbuat salah dengan seseorang, maka wajib hukumnya langsung meminta maaf. Tanpa menunda-nunda.
Karena kita gak pernah tau kapan umur ini masih diberi. Bisa jadi ketika menunda, justru esoknya kita telah tiada. Naudzubillahimin dzalik...
Yang sebenarnya harus dilakukan adalah
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda:
‘Amin, Amin, Amin’.
Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”
Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’,
kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’.
Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.
Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
**hadits jayyid lebih kuat daripada hadits hasan tapi kedudukannya dibawah hadits shohih.
2. Ziarah kubur
Kebiasaan orang Jawa saat memasuki akan memasuki bulan Ramadhan adalah berziarah ke makam keluarga yang telah mendahului. Istilahnya nyekar yaa...
Kebiasaan ini tidak dicontohkan Rasululloh sholallahu `alaihi wassalam. Karena ziarah bisa dilakukan kapan saja dengan niat bertujuan untuk mengingat kematian atau mengingat akhirat.
Dan sesampainya berziarah, hendaklah tetap menjaga adab di daerah pemakaman.
Adab ziarah kubur :
* Tidak memakai alas kaki saat di pemakaman* Tidak menginjak-injak kuburan lain saat berziarah
* Tidak duduk di atas kuburan yang lain
* Berdoa untuk mayit dengan tidak menghadap kuburan
(bukan meminta-minta agar keinginannya dikabulkan, namun mendoakan kebaikan)
* Tidak menaburkan bunga di atas kuburan
3. Megengan
Ini adalah tradisi orang Jawa (lagi-lagi Jawa yaa... Yes! Because i`m a javanese, guys...^^) yaitu memakan kue apem. Katanya sebagai bentuk penyucian diri. Ini jelas gak ada tuntunannya. Karena di Arab sana gak kenal apem kan yaa...??
![]() |
source : detektifrasa.com |
Kalau tradisi di daerahmu apa, sahabat muslim?
Semoga dengan melakukan apa saja yang dicontohkan Rasulullah sholallahu `alaihi wassalam, akan menjadikan kita salah satu golongan yang masuk surga bersamanya.
In syaa Allah, aamiin.
Mari bersama kita sambut Ramadhan kali ini dengan semangat untuk menjadikannya lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Semoga bermanfaat.
Salam hangat,
Kita memang kayaa dengan budaya. Keren Mbak
ReplyDeleteAda yang kurang yaa, Bunda...?
DeleteBudaya Sunda *Munggahan* belum masuk.
heehhe...
Wah baru tahu ada tradisi makan kue apem :D
ReplyDeleteIya, mba Ida.
DeleteKalo orang Jawa memang lebih rumit kehidupannya. Heuu~~
Kenapa kue Apem ya? heheheh kl di daerah saya sih biasanya ada pawai obor
ReplyDeleteDi daerah mana mba...?
DeleteSenangnya....Ramadhan disambut dengan gegap gempita.
Justru kalau aku sih Len, ngadepin puasa itu suka mempertanyakan niat puasanya itu, engga mau rasanya sekadar menjalankan kewajiban semata. Lagi menata keikhlasan buat menjalankan puasa, mudah2an kita semua juga begitu ya. Biar ga banyak mudaratnya. Maklum kadang godaan sosmed jadi pemicu juga, hihihihi
ReplyDeleteSelamat menjalankan ibadah puasa mba.. semoga dijauhkan dari banyak godaan #LemparHpKeAku
ReplyDeletewaaha, aku gak ngerasain kalau Megengan gitu. KAlau ziarah kubur dan maaf-maafan hampir selalu. Hehhee
ReplyDeleteBaru tau nih tentang megengan :D
ReplyDeleteBiasanya kalau aku awal puasa juga bersih bersih rumah, mba :)
ReplyDeleteSelamat menjalankan ibadah puasa ya mba
Apa yah? biasanya selamatan dan kirim doa buat yang udah meninggal di musholla lalu bagi bagi besek hehehe
ReplyDeleteWah, br tau nih ada tradisi megengan :)
ReplyDeleteSepakat mbak.. Meminta maaf itu tidak harus menjelang memasuki bulan Ramadan atau bahkan saat Idul Fitri. Tapi sesegera mungkin setelah berbuat salah. Kalo yg nyekar adabnya enggak naburin bunga, aku baru tahu...
ReplyDeleteBaru denger ada kebiasaan makan apem. Hahaha maaf baru pulang dari planet lain mungkin nih...
ReplyDeleteSebelum Ramadhan yg jadi kebiasaan di kampung malah makan bersama sambil silaturahmi. Dan itu banyak istilah yg berbeda untuk menyebutnya di berbagai tempat ...
Selamat menjalankan ibadah puasa, maaf lahir batin.
ReplyDeleteAlhamdulillah, sebelum puasa ada kegiatan megengan, mbak. hhee
ReplyDeletesehari sebelumnya tapi,
buat yg ziarah kubur, ndak
lagi halangan, hhee
Yang makan kue apem aku baru denger lho. Biasanya apem ada di nasi kotak saat merayakan sesuatu
ReplyDeleteWah, baru tau nih tradisi makan apem :D
ReplyDeletewah aku baru tau tradisi Megengan, kalo disaya tradisinya Munggahan.
ReplyDeletetambahan lainnya paling seperti membersihkan rumah sama tubuh.
Jadi ada akulturasi budaya Jawa juga ya, pantas teman-teman sebelum masuk bulan Ramadan bermaaf-maafan. Saya terpikir, biasanya maaf-maafaan saat lebaran.
ReplyDeleteApeman di tempatku malah habis Syawalan Mbak. Kalau ziarah paling yg laki2 aja sih. Perempuan kan mubah
ReplyDeleteHarusnya memang maaf2 an jk ada salah, bukan nunggu puasa atau lebaran
ReplyDeletePoin satu aku setuju banget,maaf-maafan harus dijadikan kebiasaan,krna secara sengaja atau tidak kita pasti punya salah
ReplyDeletePoin 2 aku jarang,bahkan gk pernah.
Poin 3 aku baru denger,lucu.
Hmmm apa ya?
ReplyDeletePoin 1 dan 2 sama, terus... Hmmm... Itu aja sepertinya 😂.
Selamat menjalankan ibadah puasa di Ramadhan kali ini mbak, semoga berkah.
Waah trims adab ziarah kubur nya. Baru tau. Iya klo ngga bercanda n ktawa berlebihan itu adab klo ikut mengubur ya.
ReplyDeleteHampir sama sih di rumah kebiasaannya kaya Gitu. Beda di kue apem aja. Btw, apem sama Surabi sama enggak ya?
ReplyDeleteIya Mbk, budaya ya, keluargaku masih sering yang ziarah sebelum masuk Ramadhan itu
ReplyDeleteKeluargaku sama sekali udah lepas dari semua poin-poin itu. Kami lebih banyak membicarakan soal kemantapan kolbu gitu. Wuuiizz. Bahkan, saking sufistiknya, tahun ini saya baru tahu kalau mau puasa itu H-2 atau H-3, Wahahaha.
ReplyDeleteTradisinya bener banget sebelum puasa pasti ziarah dulu kemakan kakek dan nenek yang sudah meninggal. Dan bukan hanya saya bahkan hampir semua orang seperti itu
ReplyDeletePas udah misah dari ortu gini, tradisiku cuma no 1 mbak.
ReplyDeleteTapi kalau ortuku sih masih melakukan semuanya, krn sanak saudara dan semua makam deket ma mereka, aku jauh. Hanya kirim doa saja :D
Sebenarnya bermaaf-maafan itu lebih baik dilakukan kapan pun. Bukan cuma ketika mau puasa atau lebaran.
ReplyDeleteselamat menjalankan ibadah puasa ya mba sekeluarga
ReplyDelete