Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh.
Jum'at minggu pertama adalah jadwal kami, para Mama yang senang bertholabul ilmi sembari silaturahm untuk berkumpul di salah satu anggota Grup Kajian Mama yang diinisiasi oleh Uni Shona Vitrilia dengan ustadzah Thasya Soegito. Beliau adalah Ibu dari empat orang anak yang berlatar belakang ilmu pendidikan, psikolog dan ilmu komunikasi. Gak heran, bila Uni Thasya sudah berbicara, kami semua ((para audience)) terpukau. Dan mulai banyak pertanyaan ((atau curhat yaa, teh??))
Kajian hari ini dibuka oleh QS. Al-Israa (17) : 23- 24
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ
o أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sakali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkatan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
(Q.S. Al Isra' : 23)
Dari ayat ke 23 ini, kita diperintahkan untuk memahami hak orangtua terhadap diri kita ((sebagai anak)) untuk berbakti kepada kedua orangtua atau yang orangtuanya tinggal seorang saja.
Berbakti di sini bisa ditunjukkan dengan cara :
1. Tidak berkata uffin pada orangtua.
Uffin yang dimaksud adalah berkata "ah" (jika diartikan dalam bahasa Indonesia).
2. Tidak berlaku kasar pada orangtua.
Berkata kasar saja tidak boleh, terlebih lagi berlaku yaa...maka, mulai membiasakan diri untuk berkata perkataan yang mulia, kepada siapa saja, termasuk kepada kedua orangtua.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman. ”
(QS. Al Hijr: 88)
3. Mendoakan kedua orangtua (yang masih ada ataupun telah tiada).
Menyadari bahwa kita berasal dari orangtua kita. Jika tidak ada mereka, maka kita tentu tidak bisa melihat dan merasakan kehidupan. Dan menyadari pula, bahwa bagaimana pun dan apapun kita adalah hasil dari didikan yang ditanamkan orangtua sejak sebelum lahir.
Yakin bahwa dengan dengan berbuat baik pada kedua orangtua, maka keberkahan akan terlimpah pada kehidupan kita. Dan keberkahan ini bisa berbentuk apa saja, tidak terbatas uang. Bisa kelancaran dalam berbisnis, kesholihan anak keturunan, kesehatan, dan lain-lain.
Bagaimana jika orangtua sudah meninggal? Apa yang bisa kita lakukan?
1. Mendoakan kebaikan seperti dalam ayat berikut :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي
صَغِيرًا
"Dan rendahkan dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
(Q.S. Al Isra' : 24)
2. Mengutamakan Melanjutkan amalan (sholih) yang dilakukan orangtua selama hidup.
Hal kecil saja,
misalnya : orangtua dahulu sepanjang hidup suka melakukan silaturahm. Maka setelah beliau tidak ada, anak-anak nya lah yang melanjutkan kebiasaan tersebut.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai."
(QS. Al-Isra' : 7)
Ini yang menjadi pengingat kita yaa, sahabat lendyagasshi.
Dan bagi yang sudah menjadi orangtua, sepertiku...pasti merasakan pengasuhan anak-anak sekarang. Tugas orangtua saat ini adalah membimbing anak-anak menjadi generasi islami yang tangguh, kuat dan bermanfaat.
Bagaimana caranya?
Jadilah orangtua yang senantiasa berbuat kebaikan. Sekecil apapun.
Dan kelak, kebaikan itulah yang akan dicontoh dan dilakukan anak-anak kita.
Semoga resume kajian kali ini bermanfaat.
Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh.
Salam hangat,
semoga dengan kajian mbak, banyak teman-teman yang terbantu setelah membaca ini
ReplyDeleteBerkah Dalem
Pesan terakhirnya dalam banget. Aku akan belajar jd ortu yg baik. Hiks
ReplyDeleteSemoga kita bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak kita. Kajiannya bermanfaat sekali. Alhamdulillah ilmu jadi bertambah ^^
ReplyDeleteTerima kasih ya sudah diingatkan. Alhamdulillah catatannya sangat bermanfaat
ReplyDeletesetelah jadi ortu makin terasa betapa berharganya orang tuaku yang udah membesarkan aku
ReplyDeleteSemoga aku bisa jadi orangtua yang baik untuk anak-anakku, terima kasih udah diingatkan
ReplyDeleteuwaaaaaa
ReplyDeletemakasih teh lendy buat catatannya...
akhirnya aku bisa baca tausiyah di sela2 baca blog lain
hehee, makasih banyak teh
Baca tulisan ini jadi sedih,inget bapak yang sudah tiada, rasanya jadi anak masih belum bisa berbakti saat belilau masih hidup,masih sering berselisih pendapat, makasih ya tausiyahnya
ReplyDeleteduh jadi inget, saya jarang mendoakan kedua orang tua, jadi sedih sendri, makasih teh Lendy udah ngingetin banget tentang hal ini
ReplyDeleteBerbakti kepada kedua orangtua itu wajib banget. Toh kita memang dilahirkan lewat mereka. Sedih kalau ada melihat keluarga yang tidak hormat sama orangtuanya. Benar sih kadang memang salah orangtuanya terlalu bawel atau kuno, tapi kan tidak mesti memutus kewajiban bakti kita. Terimakasih ulasannya Mbak Lendy, jadi makin sayang sama Mama Bapa.
ReplyDeleteKarena anak memang peniru ya, Mbak. Sekecil apa pun kalau ortunya biasa berbuat baik, insya Allah nurun ke anak
ReplyDeleteSemoga kita begitu jg
Semoga kita termasuk anak yg Sholeh...yg dirindukan surga..
ReplyDeleteMenyiapkan orang tua selagi hidup.., biasanya ketika tua akan disia2kan juga oleh anak..kita kelak..
Naudzubillahimindzalik
Aih aku baru nyadar ini blog isinya materi kajian semua :D
ReplyDeleteHiks2 aku jd kangen sama ortuku mabk :(
Semoga masih punya banyak waktu dan kesempatan membahagiakan keduanya aamiin
Terimakasih mbak sudah berbagi kajiannya~
ReplyDeleteWaah... ada Grup Kajian Mama, kegiatannya apa aja, Teh? Pasti seru ya...
ReplyDeleteSudah gak asing lagi kalau dengar nama Thasya Sugito. Beliau memang ahli parenting.
Selagi orangtua masih ada, kewajiban kita untuk berbakti ya...tapi untuk yang sudah tiada juga, kita tetap harus berbakti ya, Teh
masih suka ngelawan dan berselisih pendapat sama orangtua. Abis itu langsung nyesel sih :(
ReplyDeletesemoga masih bisa membahagiakan orangtua dan semoga sehat selalu orangtua kita ya mbak. aaamiinnn...
Orang tua emang patut dijaga dan dirawat sih ya. Tapi kadang selisih paham masih juga sih soalnya ada beberapa pemikiran dulu udah ngga sesuai dengan pemikiran zaman sekarang kak
ReplyDeleteAku jadi kangen dengan kedua ortu ku hiks :(
ReplyDelete